Munculnya ilmu pengetahuan adalah karena karakter unik yang dimiliki oleh manusia yaitu hasrat/keinginan untuk mengetahui. Manusia mempuyai rasa ingin tahu terhadap benda-benda di sekelilingnya, alam sekitar, matahari, bulan, tanaman, hewan dan semua makhluk hidup yang lainya. Tidak sampai di sini, manusia juga mempunyai hasrat untuk mengetahui tentang hakikat dirinya sendiri (antroposentris).
Rasa ingin tahu ini tidak dimiliki oleh makhluk lain, sebagaimana tanah, batu, angin, air. Bisa saja mereka dikatakan melakukan gerakan, namun gerakan itu hanya terbatas karena pengaruh ilmiah yang bersifat kekal. Bagaimana tentang binatang atau tumbuhan? Sebatang pohon menunjukkan aktivitas pertumbuhan atau gerakan, namun gerakan itu hanya untuk mempertahankan kelestaria hidupnya yang bersifat tetap. Akar bergerak mencari sumber makanan dan air, daun bergerak menuju arah cahaya. Tentu saja kecenderungan itu berlangsung sepanjang zaman. Bintang seperti ikan, burung, harimau dan binatang lain yang mempunyai tingkat eksplorasi yang lebih tinggi dari tumbuhan misalnya, mereka semua melakukan aktivitas. Namun tentu saja hanya terbatas bertujuan untuk mencari sumber makanan, menghindari sumber bahaya atau untuk melestarikan kehidupanya. Hal semacam itu bisa dikategorikan kepada pengetahuan, namun pengetahuan itu tidak akan bisa berkembang. Dengan kata lain tidak berubah dari zaman ke zaman. Rasa ingin tahu seperti itu oleh Asimov (1972) disebut dengan instink atau idle curiousity. Kemampuan ini hanya bekerja untuk tiga hal, mencari makan, melindungi diri, dan berkembang biak.
Begitu juga dengan manusia yang jelas-jelas dalam Al-Quran diamanahi sebgai khalifah di bumi ini, tentu hal ini menimbulkan konseuensi, yaitu keutamaan manusia dari makhluk yang lainya.Yang membedakanya dari makhluk lain adalah bahwa curiousity manusia selalu berkembang. Setelah menemukan tentan apa-nya, mereka juga ingin tahu tentang bagaimana dan mengapa.
Kemampuan manusia untuk mengkombinsikan daya pikirnya yang telah di dapat sebelumnya dengan pengetahuan baru ini akan membuat manusia semakin memperkaya diri dengan perbendaharaan pengetahuan. Sekedar contoh, manusia purba dahulu yang hanya bertempat tingagal di gua-gua, dengan akumulasi pengetahuanya berhasil menciptakan inovasi bagi kenyamanan dirinya. Mereka telah berhasil menciptakan rumah-rumah di atas pohon. Bahkan sekarang telah berhasil menciptakan gedung-gedung pencakar langit yang begitu menjulang. Apakah kita pernah menemukan ada seekor haimau yang hidup di dalam apartemen mewah yang indah sebagaimana manusia?
Rasa ingin tahu ini masih saja berkembang sampai sekarang, bahkan tidak hanya terbatas pada kebutuhan-kebutuhan yang bersifat praktis belaka, namun sudah sampai ke dalam tingkat hal-hal yang lebih efektif yaitu mendayagunakan seluruh alam ini, bahkan sampai kepada hal-hal yang menyangkut keindahan.
Manusia sebagai makhluk mempunyai ciri-ciri diantaranya:
1. Memiliki organ tubuh yang kompleks dan unik terutama otak
2. Adanya petukaran dzat
3. Respon terhadap rangasangan dari luar dan dalam tubuh
4. Potensi untuk berkembang biak
5. Tumbuh dan bergerak
6. Berintegrasi dengan lingkungan
7. Mati.
Maka, inilah yang menjadi alat vital bagi kelestarian peradaban manusia, yaitu mempunyai daya pikir yang lebih kuat dari daya fisik manusia sendiri. Berbeda dengan makhluk yang lain berfisik kuat, namun daya pikirnya lemah.
Dari dorongan untuk memcahkan masalah yang dihadapinya, manusia belajar untuk menciptakan solusi-solusi yang akhirnya berkumpul menjadi kumpulan pengetahuan. Hal ini tidak hanya pada alam sekitar, namun juga pada dirinya sendiri. Manusia pada intinya dapat mengamati fenomena alam sekitar yang berskala besar (makrokosmos) maupun kecil (mikrokosmos).
Berlangsungnya perkembangan pengetahuan tersebut lebih mendapatkan momentumnya karena ditunjang akan kemampuan bertukar informas idengan melakukan aktivitas komunikasi dengan sesama. Begitu juga hal ini didukung oleh sifat manusia yang ingin maju, tidak pernah puas, dan tentu sifat untuk semakin memperbaiki diri.
Mitos, penalaran, dan berbagai cara unntuk memperoleh pengetahuan
Perkembangan yang begitu kentara dari manusia adalah adanya rasa ingin tahu tentang kebutuhan yang bersifat non-fisik, tidak hanya kebutuhan yang dihasilkan dari pengamatan inderawi. Manusia selalu bertnaya pada hal yang bisa memuaskan alam pikiranya. Untuk hal itu mereka selalu mereka-reka sendiri jawaban dari segala pertanyaanya. “apakah pelangi itu?”, tentu itu adalah pertanyaan yang sangat berat bagi merke dahulu. Dengan segala kemampuanya mereka mejawab bahwa pelangi itu adalah selendang bidafdari. Dari sini mereke mendapat pengertahuan baru yaitu adanya bidadari. Contoh lain mengapa gunung ,meletus?, jawaban dari fenomena out adalah karena yang menunggu gunung itu sedang arah. Dapat lagi satu pengetahuan baru yaitu yang berkuasa. Dengan cara yang sama muncullah pengetahuan serupa yang biasa kita sebut sebgai mitaos.
Mitos sendiri meruplan batu loncatan manusia untuk mengenal alam yang non-pragmatis dari alam ini. Mitops disebabkaan oleh keterbatasanindera manusia, seperti:
1. alat penglihatan
2. alat pendengaran
3. alat pencium/pengecap
4. alat perasa
Kemampuan indera manusia berbeda dari satu dengan yang lainya. Ada yang berkamampuan tajam ada juga yan lemah penglihatanya, penciumanya, atau ibndera yang l;ain. Akibat keterabtasan ini maka mngkin saja akan timbul salah tafsir, informasi dan mungkin juga salah emikiran. Usaha-usah yang telah dilakukanmanusia adalah dengan menciptakan alat-alata yang dapat mambatnu dalam mengamti fenomena lam aini, sekalipun itu terbtas. Namun saja manusia tak akan berhenti hingga mereka teralah menduduk puncak kepuasan.
Jadi mitos boleh saja ipakai dalam masyarakat pada waktu out karena:
keterbatasn pengetahuan akibat keterabtasan kemampuan indera maupun alat bantunya
keterbtasan penalranmanusia pada masa itu
hasrat iongin tahu sudah terpenuhi
Menurut auguste comte (1798-1857), dalam sejarah perkembangan peradaban manusia, baik sebgai individu maupun keseluruhan, berlangsung dalam tiga tahap:
1. tahap teologi/fiktif, dalam tahap ini manusia berusaha untukmencari dan menemukan sebab yang pertama dantujuanakhir dari segala sesuatu. Tentu saja semua itu dihubungkan kepada kekuatan ghaib diluar kemampuan mereka sendiri. Mereka meyakini adanya kekuatan yang maha hebat yang menguasai semua fenomena alam entah itu deewa atau kekuatanghaib lainya.
2. tahap filsafat/fisik/abatrak, tahap ini hampir sama dengan tahap sebelmnya. Hanya saja mereka mendasaarkan semua itu pada kamampuan akalnya sendir,akal yang mampu untuk melakukan abstareaksi antuk menemukan hakikat sesuau .
3. tahap positif/ilmiah riil, merupakan tahap di mana manusia mapu untuk melakukan aktivitas ber[ikir secara positif atau riil. Kemampuan ini didaopatkan melalui uasaha pengamatan, percobaan, dan juga perbandingan.
Jika kita hubungkandengan mitos yang dilakukanmanusia, hal itu diperoleh karena keterbatasa pengalaman dan pemikiran, sehingga apa saja yang tidakdapat mereka temukanjawabanya, itu adalah hal yang diluar uasa mereka. Yaitu apa saja yang dikuasai oleh kekuatan ghaib di lura daya mereka. Mitos sagat berpengaruh pada waktu itu, bahkan sampai sekarang pun masih saja ada suatu komunitsa yang belum leps dari jeratan mitos.sebgaiaman yang kita etamukandalammasyrakat sekitar kita dengan menanggapi realitas dengan melalkukan penyembahan, se;amatan, tari-tarian, danlagu-laguan.
Manusia seara tereus menreus mengembangkanm pengertahuanya tidak hanya menyangkut kebutuhanhidup. Mereka mencoba untuk merumuskan mana yang baik dan man yang buruk, iandah dan jelek.
Berpikir adalah kemampuan penalaran mansuai dengan proses yang benar. Penalaran mreupakan usaha logis dananalaisis untuk menmukan jawaban atas berbgai pertanyaaan. Kemampuan ini tidak didapat melalui perasaan. Naun tentu ada pengetahua yang bersumber dari bukan penalaran, yaitu:
1. pengambilankepitusanberdasarkanperasaaan
2. intuisi,kegiatanberpikir yang tidakanalisi. Intuisi adalah pengetahuan yang timbul dari pengetahuan-p[engetahuanterdahulu, intusii bisa saja timbul menyelesaikan permasalahan tanpa proses berpikir ang sistematis.
3. wahyu, merupakan sumber pengetahuan yang paling tnggi.
4. trial and error, mencoba danmenmukan kegagalan, mencoba lagi dangagal lagi hingga menmukan cara yang benar-benra tepat.
Puncak hasil pemikiranmanusia tesebut didapat pada zaman babylonia (700-600 SM). Pendapat ereka adalah bahwa bumia itu merupakan ruangan atau selungkup. Bumi itu lantai dan langit adalahatapnya. Horoskop, merupakan hsil dari peradaban ioni. Yaitu ramalannasibmanusia berdasarkanperbintangan.
Sejalan dengan kemajuan zaman, dengan dietamukanya berbagaialat bantu uantuk mengungkap fenomena alamitu, maka menusia sedikit demi sedikit beranjak untuk mendayagunakan akal mereka.
Ada bebebrapa tokoh yang ata sumbangsih terbesar bagi alam ini adalah:
1. anaximander 610-546 SM)
2. anaximenes (560-520 SM)
3. phytagoras (500 SM)
4. emedokles (480-430 SM)
5. plato (427-347 SM)
6. aristoteles (348-322 SM)