Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Sumatera Utara Drs H ZA Nurdin, SH dan Ketua Bidang Fatwa MUI Sumut Dr Lahmuddin Nasution sependapat, jika benar kumpulan awan bertuliskan Allah dan Muhammad dalam tulisan dan bahasa Arab, itu berarti Allah SWT telah menunjukkan kebesaran dan kekuasaannya.
"Allah SWT sebagai al khaliq (pencipta) bisa berkehendak apa saja," kata Nurdin secara terpisah kepada Waspada di Medan Selasa (25/4). Ratusan pelajar dan guru SMA Negeri 3 Jl Budi Kemasyarakatan, Yos Sudarso Medan, heboh dengan munculnya gumpalan awan berbentuk tulisan Allah dan Muhammad dalam huruf Arab di angkasa pada Senin (24/4) sekira pukul 08:15.
Katanya, fenomena itu membuktikan besarnya kekuasaan Allah SWT sedang manusia sebagai hamba sama sekali tidak ada artinya terkecuali bagi mereka yang beriman. "Saya tidak tahu ada apa di balik peristiwa itu," katanya. Namun, Nurdin berharap fenomena itu jangan dihubungkan dengan hal-hal yang bermuara pada kemungkaran. Akan tetapi, fenomena alam itu harus dilihat sebagai besarnya kekuasaan Allah SWT dan mampu semakin menambah ketaqwaan kepada-Nya.
Sebagai hamba, tegasnya, jangan meminta perlindungan kepada siapapun kecuali Allah sebagai yang maha kuasa dan menentukan terhadap segala sesuatunya. Justru, apapun yang terjadi dalam hidup dan kehidupan ini kita harus tetap ingat dan mengingat Allah sebagai al khaliq alam semesta.
Menurutnya, jika Allah sudah berkehendak semua bisa terjadi dan siapapun tidak akan bisa menghalanginya. Itu semua merupakan kebesaran dan kita wajib untuk patuh dan taat kepadanya kapan dan di manapun juga tanpa kecuali. Justru, kalau meminta pertolongan dan apapun bentuknya harus kepada Allah bukan kepada yang lain. "Jangan meminta kenaikan pangkat atau jabatan ke dukun," katanya.
Kebenaran
Sedang Ketua Bidang Fatwa MUI Sumut Dr Lahmuddin Nasution menegaskan, fenomena itu boleh jadi Allah ingin menunjukkan kebenaran ajarannya. Sebab, mungkin saja saat ini kita sudah banyak yang lalai dalam melaksanakan perintah dan menjauhkan larangannya.
Sedang Ketua Bidang Fatwa MUI Sumut Dr Lahmuddin Nasution menegaskan, fenomena itu boleh jadi Allah ingin menunjukkan kebenaran ajarannya. Sebab, mungkin saja saat ini kita sudah banyak yang lalai dalam melaksanakan perintah dan menjauhkan larangannya.
Menurut Nasution, fenomena alam itu harus ditanggapi dengan sadar bahwa sebagai orang yang beriman itu adalah untuk membangun kesadaran diri sejauh mana sudah menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhkan larangannya.
Fenomena alam di mana kumpulan awan bertuliskan Allah dan Muhammad dalam tulisan Arab, tidak dapat ditukang-tukangi atau direkayasa melainkan merupakan kehendak Allah sebagai al khaliq. Sedang Ketua Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Sumut Drs. Syakira Zandi menyebutkan, sebagai umat Muhammad SAW harus melihat fenomena alam sebagai suatu kebesaran Allah dalam mengatur alam beserta isinya.
Allah SWT menciptakan alam dan isinya untuk memperkuat manusia beriman kepadanya. "Fenomena alam itu juga menjadi ayat yang harus dibaca oleh manusia bukan hanya Al Quran," tegasnya. Manusia harus rajin dan lebih banyak membaca ayat-ayat Allah, sehingga mengetahui betul apa sebenarnya hakikat dari hidup dan kehidupan ini. Jika kita rajin membaca ayat-ayat Allah, maka akan semakin bertambah pula keimanan terhadap kekuasaan dan kebesaran Allah, lanjut Sakira.
Back to Quran
Sementara dr. Arifin Sakti Siregar mengatakan, kejadian itu untuk memperingatkan kita umat Islam (umat Muhammad SAW) agar betul-betul menjalankan ajarannya. Bukan sekedar memperingati hari kelahirannya (Maulid Nabi), tapi seharusnya ke-Rasulan-nya itulah yang kita peringati. Kesimpulannya kata Sakti, marilah kita back to Quran dan hadits (kembali kepada Quran dan hadits) yang mungkin sudah banyak terlupakan. (m33/m39)
Sementara dr. Arifin Sakti Siregar mengatakan, kejadian itu untuk memperingatkan kita umat Islam (umat Muhammad SAW) agar betul-betul menjalankan ajarannya. Bukan sekedar memperingati hari kelahirannya (Maulid Nabi), tapi seharusnya ke-Rasulan-nya itulah yang kita peringati. Kesimpulannya kata Sakti, marilah kita back to Quran dan hadits (kembali kepada Quran dan hadits) yang mungkin sudah banyak terlupakan. (m33/m39)

Posted in: 