15 Januari 2012

Pendidikan Antinarkoba Mulai Masuk Sekolah

Pengetahuan akan pentingnya menjauhi narkoba memang diharapkan datang dari keluarga. Tapi sekolah-sekolah kini sudah mulai memprioritaskan dengan cara memasukkan nilai-nilai antinarkoba ke dalam kurikulum. Metode pencegahan anak dari bahaya narkoba ini sudah mulai diterapkan oleh beberapa sekolah di Jakarta sejak tahun 2008.
Konsultan Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) sekaligus pakar bidang sumber daya manusia Bobby Hartanto, MPsi mengatakan berdasarkan laporan yang diberikan para guru, program ini memberikan pengaruh yang baik pada siswa-siswi.
Sebelumnya guru-guru memang diberikan pelatihan untuk membuat suatu kertas perencanaan atau letter plan yang didalamnya memasukkan nilai-nilai anti narkoba ke dalam mata pelajaran mereka.
Contohnya seperti memasukkan nilai antinarkoba ke dalam mata pelajaran ekonomi. Di dalam pelajaran ekonomi siswa biasa diajari menghitung untung rugi. Disinilah guru mencoba mengajarkan menghitung untung ruginya jika seseorang menggunakan uangnya untuk membeli narkoba.
"Siswa tanpa sadar diajak terlibat dan memikirkannya secara halus, tidak langsung dicekoki soal apa untung ruginya kalau memakai narkoba, dengan begini tanpa sadar mereka diberikan sebuah nilai padahal mata pelajaran," lanjutnya.
Meski demikian sampai saat ini diakui Bobby program ini belum masuk ke dalam pendidikan formal. Ada beberapa kendala yang membuat metode ini tidak mudah untuk masuk dan diterapkan dalam pendidikan formal.
Dalam mengerjakan ini guru memerlukan investasi waktu yang lebih banyak. Mengejar kurikulum yang sudah ada saja memakan waktu, apalagi jika masih harus membuat atau menambahkan kurikulum baru yang berhubungan dengan nilai anti narkoba tersebut.
"Namun sejauh ini respon para guru masih heran ternyata metode seperti ini bisa dimasukkan ke dalam materi dan membuat anak lebih senang belajar," katanya. (tam)