14 Februari 2012

Besar, Panjang, Tembakannya Pun Tajam

Bagi sobat yang baca judul diatas jangan langsung punya pikiran kotor dan juga jangan langsung ngeres, ya. Yang panjang, besar, dan punya tembakan tajam itu tidak ada sangkut pautnya dengan “xxx”. Ini soal kamera: lensa super-tele.

Besar, Panjang, Tembakannya Pun Tajam
Dari weblog milik kantor berita Reuters, Inggris [Reuters pun sudah bikin blog, lho], aku menemukan gambar ini. Seorang wartawan foto Reuters di Paris sedang membidik lewat kamera digital SLR Nikon plus lensa super-tele zoom Nikkor 1200-1700 mm f/5.6-8.0. Lensa seberat puluhan kilo itu dipasangkan pada tripod; selain karena berat, juga untuk menghindari goyangan saat menjepret pembuka rana kamera. Yang dikeker sang fotografer adalah Presiden Perancis, dari jarak ratusan meter.

Lensa super-tele seperti ini, setahuku, belum dimiliki fotografer di Tanah Air maupun media-media nasional. Lensa paling panjang yang sering kulihat dipakai mat kodak Indonesia adalah pada kisaran 500 mm, seperti biasa dipakai saat memotret pertandingan sepakbola di Jakarta. Mungkin karena di sini belum dibutuhkan lensa sepanjang itu; secara umum para wartawan foto masih bisa mendekati objeknya.

Di negara-negara barat sana, seperti sering terlihat di tivi, sudah banyak fotografer memakai lensa super-tele. Mereka memang membutuhkannya, terutama oleh paparazzi — istilah untuk fotografer koran kuning maupun fotografer lepas yang kerjanya memburu gambar eksklusif para selebriti dalam kondisi-kondisi privat. Satu contohnya yang mungkin masih diingat banyak orang adalah kasus kematian Putri Diana yang tewas di jalan raya saat dikejar-kejar paparazzi. Foto-foto selebriti berselingkuh misalnya, yang ketangkap kamera paparazzi, dijual hingga ratusan juta kepada tabloid-tabloid skandal di sana. Banyak dari foto itu dijepret dari jarak ratusan meter bahkan kilometer, tentunya tanpa sepengetahuan objek foto, dan untuk itulah diperlukan lensa super-tele.

Lensa kelas berat seperti gambar di atas tidak diproduksi secara massal selayaknya membuat pisang goreng, dan harganya pun selangit. Lensa Nikkor 1200-1700 mm yang dipakai wartawan Reuters tadi, contohnya, dijual seharga Rp400 juta. Ada lagi yang lebih mahal, lensa keluaran Canon dengan zoom sama, 1200-1700 mm, yaitu seharga Rp1 miliar.

Itu baru lensa super-telenya, belum lagi bodi kamera yang puluhan juta rupiah. Maka wajar bila umumnya koran di Indonesia tidak mampu membelinya. Mungkin hanya satu-dua media, seperti Kompas, yang akan sanggup memilikinya.