BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
MASALAH
Dalam
dunia pendidikan tentu saja diperlukannya seorang guru yang professional.
Mungkin sudah banyak yang berprofesi sebagai guru namun belum tentu semuanya
professional.
Dalam
makalah ini akan dibahas tentang
tugas dan peran guru dalam program pembelajaran. Dengan mengetahui apa-apa saja
yang berkenaan dengan tugas dan peran guru maka akan secara otomatis memperluas ilmu pengetahuan mengenai mengenai
menjadi seorang guru yang profesional, demi tercipta mutu pendidikan yang lebih
baik dan maju di negeri ini.
B. TUJUAN
PENULISAN MAKALAH
Tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut.
1. Memenuhi tugas mata kuliah Etika dan Profesi Keguruan yang
diasuh oleh Dra. Hj. Nurjannah Rianie M. Ag.
2. Memberikan pemahaman dan penjelasan tentang tugas dan peran guru dalam proses pembelajaran.
BAB II
URAIAN
A. Pengertian Tugas Dan Peranan Guru
1.
Tugas Guru
Guru
memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi dalam bentuk pengabdian. Tugas
tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan dan bidang kemasyarakatan.
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik
berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan. Mengajar
berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan
melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.
Tugas
guru dalam bidang kemanusiaan adalah memposisikan dirinya sebagai orang tua ke
dua. Dimana ia harus menarik simpati dan menjadi idola para siswanya. Adapun
yang diberikan atau disampaikan guru hendaklah dapat memotivasi hidupnya
terutama dalam belajar. Bila seorang guru berlaku kurang menarik, maka
kegagalan awal akan tertanam dalam diri siswa.
Guru
adalah posisi yang strategis bagi pemberdayaan dan pembelajaran suatu bangsa
yang tidak mungkin digantikan oleh unsur manapun dalam kehidupan sebuah bangsa
sejak dahulu. Semakin signifikannya keberadaan guru melaksanakan peran dan
tugasnya semakin terjamin terciptanya kehandalan dan terbinanya kesiapan
seseorang. Dengan kata lain potret manusia yang akan datang tercermin dari
potret guru di masa sekarang dan gerak maju dinamika kehidupan sangat
bergantung dari “citra” guru di tengah-tengah masyarakat.
Daoed
Yoesoef (1980) menyatakan bahwa seorang guru mempunyai tiga tugas pokok yaitu
tugas profesional, tugas manusiawi, dan tugas kemasyarakatan (sivic mission).
Jika dikaitkan pembahasan tentang kebudayaan, maka tugas pertama berkaitan
dengar logika dan estetika, tugas kedua dan ketiga berkaitan dengan etika.
Tugas-tugas
profesional dari seorang guru yaitu meneruskan atau transmisi ilmu pengetahuan,
keterampilan dan nilai-nilai lain yang sejenis yang belum diketahui anak dan
seharusnya diketahui oleh anak.
Tugas
manusiawi adalah tugas-tugas membantu anak didik agar dapat memenuhi
tugas-tugas utama dan manusia kelak dengan sebaik-baiknya. Tugas-tugas
manusiawi itu adalah transformasi diri, identifikasi diri sendiri dan
pengertian tentang diri sendiri.
Usaha
membantu kearah ini seharusnya diberikan dalam rangka pengertian bahwa manusia
hidup dalam satu unit organik dalam keseluruhan integralitasnya seperti yang
telah digambarkan di atas. Hal ini berarti bahwa tugas pertama dan kedua harus
dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu. Guru seharusnya dengan melalui
pendidikan mampu membantu anak didik untuk mengembangkan daya berpikir atau
penalaran sedemikian rupa sehingga mampu untuk turut serta secara kreatif dalam
proses transformasi kebudayaan ke arah keadaban demi perbaikan hidupnya sendiri
dan kehidupan seluruh masyarakat di mana dia hidup.
Tugas
kemasyarakatan merupakan konsekuensi guru sebagai warga negara yang baik, turut
mengemban dan melaksanakan apa-apa yang telah digariskan oleh bangsa dan negara
lewat UUD 1945 dan GBHN.
Ketiga
tugas guru itu harus dilaksanakan secara bersama-sama dalam kesatuan organis
harmonis dan dinamis. Seorang guru tidak hanya mengajar di dalam kelas saja
tetapi seorang guru harus mampu menjadi katalisator, motivator dan dinamisator
pembangunan tempat di mana ia bertempat tinggal.
Ketiga
tugas ini jika dipandang dari segi anak didik maka guru harus memberikan
nilai-nilai yang berisi pengetahuan masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan
datang, pilihan nilai hidup dan praktek-praktek komunikasi. Pengetahuan yang
kita berikan kepada anak didik harus mampu membuat anak didik itu pada akhimya
mampu memilih nilai-nilai hidup yang semakin komplek dan harus mampu membuat
anak didik berkomunikasi dengan sesamanya di dalam masyarakat, oleh karena anak
didik ini tidak akan hidup mengasingkan diri. Kita mengetahui cara manusia
berkomunikasi dengan orang lain tidak hanya melalui bahasa tetapi dapat juga
melalui gerak, berupa tari-tarian, melalui suara (lagu, nyanyian), dapat
melalui warna dan garis-garis (lukisan-lukisan), melalui bentuk berupa ukiran,
atau melalui simbul-simbul dan tanda tanda yang biasanya disebut rumus-rumus.
Jadi
nilai-nilai yang diteruskan oleh guru atau tenaga kependidikan dalam rangka
melaksanakan tugasnya, tugas profesional, tugas manusiawi, dan tugas kemasyarakatan,
apabila diutarakan sekaligus merupakan pengetahuan, pilihan hidup dan praktek
komunikasi. Jadi walaupun pengutaraannya berbeda namanya, oleh karena dipandang
dari sudut guru dan dan sudut siswa, namun yang diberikan itu adalah nilai yang
sama, maka pendidikan tenaga kependidikan pada umumnya dan guru pada khususnya
sebagai pembinaan prajabatan, bertitik berat sekaligus dan sama beratnya pada
tiga hal, yaitu melatih mahasiswa, calon guru atau calon tenaga kependidikan
untuk mampu menjadi guru atau tenaga kependidikan yang baik, khususnya dalam
hal ini untuk mampu bagi yang bersangkutan untuk melaksanakan tugas
profesional.
Selanjutnya,
pembinaan prajabatan melalui pendidikan guru ini harus mampu mendidik mahasiswa
calon guru atau calon tenaga kependidikan untuk menjadi manusia, person
(pribadi) dan tidak hanya menjadi teachers (pengajar) atau (pendidik) educator,
dan orang ini kita didik untuk menjadi manusia dalam artian menjadi makhluk
yang berbudaya. Sebab kebudayaanlah yang membedakan makhluk manusia dengan
makhluk hewan. Kita tidak dapat mengatakan bahwa hewan berbudaya, tetapi kita
dapat mengatakan bahwa makhluk manusia adalah berbudaya, artinya di sini jelas
kalau yang pertama yaitu training menyiapkan orang itu menjadi guru, membuatnya
menjadi terpelajar, aspek yang kedua mendidiknya menjadi manusia yang
berbudaya, sebab sesudah terpelajar tidak dengan sendininya orang menjadi
berbudaya, sebab seorang yang dididik dengan baik tidak dengan sendininya
menjadi manusia yang berbudaya.
Memang
lebih mudah membuat manusia itu berbudaya kalau ia terdidik atau terpelajar,
akan tetapi orang yang terdidik dan terpelajar tidak dengan sendirinya
berbudaya. Maka mengingat pendidikan ini sebagai pembinaan pra jabatan yaitu di
satu pihak mempersiapkan mereka untuk menjadi guru dan di lain pihak membuat
mereka menjadi manusia dalam artian manusia berbudaya, kiranya perlu
dikemukakan mengapa guru itu harus menjadi rnanusia berbudaya. Oleh kanena
pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan; jadi pendidikan dapat berfungsi
melaksanakan hakikat sebagai bagian dari kebudayaan kalau yang melaksanakannya
juga berbudaya. Untuk menyiapkan guru yang juga manusia berbudaya ini
tergantung 3 elemen pokok yaitu :
a).
Orang yang disiapkan menjadi guru ini melalui prajabatan (initial training)
harus mampu menguasai satu atau beberapa disiplin ilmu yang akan diajarkannya
di sekolah melalui jalur pendidikan, paling tidak pendidikan formal. Tidak
mungkin seseorang dapat dianggap sebagai guru atau tenaga kependidikan yang
baik di satu bidang pengetahuan kalau dia tidak menguasai pengetahuan itu
dengan baik. Ini bukan berarti bahwa seseorang yang menguasai ilmu pengetahuan
dengan baik dapat menjadi guru yang baik, oleh karena biar bagaimanapun
mengajar adalah seni. Tetapi sebaliknya biar bagaimanapun mahirnya orang
menguasai seni mengajar (art of teaching), selama ia tidak punya sesuatu yang
akan diajarkannya tentu ia tidak akan pantas dianggap menjadi guru.
b).
Guru tidak hanya harus menguasai satu atau beberapa disiplin keilmuan yang
harus dapat diajarkannya, ia harus juga mendapat pendidikan kebudayaan yang
mendasar untuk aspek manusiawinya. Jadi di samping membiasakan mereka untuk
mampu menguasai pengetahuan yang dalam, juga membantu mereka untuk dapat
menguasai satu dasar kebudayaan yang kuat. Jadi bagi guru-guru juga perlu
diberikan dasar pendidikan umum.
c).
Pendidikan terhadap guru atau tenaga kependidikan dalam dirinya seharusnya
merupakan satu pengantar intelektual dan praktis kearah karir pendidikan yang
dalam dirinya (secara ideal kita harus mampu melaksanakannya) meliputi
pemagangan. Mengapa perlu pemagangan, karena mengajar seperti juga pekerjaan
dokter adalah seni. Sehingga ada istilah yang populer di dalam masyarakat
tentang dokter yang bertangan dingin dan dokter yang bertangan panas, padahal
ilmu yang diberikan sama. Oleh karena mengajar dan pekerjaan dokter merupakan
art (kiat), maka diperlukan pemagangan. Karena art tidak dapat diajarkan adalah
teknik mengajar, teknik untuk kedokteran. Segala sesuatu yang kita anggap kiat,
begitu dapat diajarkan diakalau menjadi teknik. Akan tetapi kalau kiat ini
tidak dapat diajarkan bukan berarti tidak dapat dipelajari. Untuk ini orang
harus aktif mempelajarinya dan mempelajari kiat ini harus melalui pemagangan
dengan jalan memperhatikan orang itu berhasil dan mengapa orang lain tidak
berhasil, mengapa yang satu lebih berhasil, mengapa yang lain kurang berhasil.
2.
Peranan Guru
a). Dalam Proses
Belajar Mengajar
Sebagaimana telah di
ungkapkan diatas, bahwa peran seorang guru sangar signifikan dalam proses
belajar mengajar. Peran guru dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal
seperti sebagai pengajar, manajer kelas, supervisor, motivator, konsuler,
eksplorator, dsb. Yang akan dikemukakan disini adalah peran yang dianggap paling
dominan dan klasifikasi guru sebagai:
1. Demonstrator
2. Manajer/pengelola
kelas
3. Mediator/fasilitator
4. Evaluator
b). Dalam
Pengadministrasian
Dalam hubungannya
dengan kegiatan pengadministrasian, seorang guru dapat berperan sebagai:
1. Pengambil insiatif,
pengarah dan penilai kegiatan pendidikan
2. Wakil masyarakat
3. Ahli dalam bidang
mata pelajaran
4. Penegak disiplin
5. Pelaksana
administrasi pendidikan
c). Sebagai Pribadi
Sebagai dirinya sendiri
guru harus berperan sebagai:
1. Petugas sosial
2. Pelajar dan ilmuwan
3. Orang tua
4. Teladan
5. Pengaman
d). Secara Psikologis
Peran guru secara
psikologis adalah:
1. Ahli psikologi
pendidikan
2. Relationship
3. Catalytic/pembaharu
4. Ahli psikologi
perkembangan.
WF Connell (1972)
membedakan tujuh peran seorang guru yaitu:
(1)
pendidik (nurturer),
(2)
model,
(3)
pengajar dan pembimbing,
(4)
pelajar (learner),
(5)
komunikator terhadap masyarakat setempat,
(6)
pekerja administrasi, serta
(7)
kesetiaan terhadap lembaga.
Peran
guru sebagai pendidik (nurturer) merupakan peran-peran yang berkaitan dengan
tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan (supporter), tugas-tugas pengawasan
dan pembinaan (supervisor) serta tugas-tugas yang berkaitan dengan
mendisiplinkan anak agar anak itu menjadi patuh terhadap aturan-aturan sekolah
dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat. Tugas-tugas ini berkaitan dengan
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak untuk memperoleh
pengalaman-pengalaman lebih lanjut seperti penggunaan kesehatan jasmani, bebas
dari orang tua, dan orang dewasa yang lain, moralitas tanggungjawab
kemasyarakatan, pengetahuan dan keterampilan dasar, persiapan.untuk perkawinan
dan hidup berkeluarga, pemilihan jabatan, dan hal-hal yang bersifat personal
dan spiritual. Oleh karena itu tugas guru dapat disebut pendidik dan
pemeliharaan anak. Guru sebagai penanggung jawab pendisiplinan anak harus
mengontrol setiap aktivitas anak-anak agar tingkat laku anak tidak menyimpang
dengan norma-norma yang ada.
BAB
III
SIMPULAN
Guru
memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi dalam bentuk pengabdian. Tugas
tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan dan bidang kemasyarakatan.
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik
berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan. Mengajar
berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan
melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.
Tugas
guru dalam bidang kemanusiaan adalah memposisikan dirinya sebagai orang tua ke
dua. Dimana ia harus menarik simpati dan menjadi idola para siswanya. Adapun
yang diberikan atau disampaikan guru hendaklah dapat memotivasi hidupnya
terutama dalam belajar. Bila seorang guru berlaku kurang menarik, maka
kegagalan awal akan tertanam dalam diri siswa.
Peran guru sebagai pendidik (nurturer) merupakan
peran-peran yang berkaitan dengan tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan
(supporter), tugas-tugas pengawasan dan pembinaan (supervisor) serta
tugas-tugas yang berkaitan dengan mendisiplinkan anak agar anak itu menjadi
patuh terhadap aturan-aturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan
masyarakat. Tugas-tugas ini berkaitan dengan meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan anak untuk memperoleh pengalaman-pengalaman lebih lanjut seperti penggunaan
kesehatan jasmani, bebas dari orang tua, dan orang dewasa yang lain, moralitas
tanggungjawab kemasyarakatan, pengetahuan dan keterampilan dasar,
persiapan.untuk perkawinan dan hidup berkeluarga, pemilihan jabatan, dan
hal-hal yang bersifat personal dan spiritual.
DAFTAR
PUSTAKA
http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_154.html